SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK KELINCI DAFFA. SEMOGA ISI BLOG INI BERGUNA UNTUK ANDA. SEBAGIAN ISI MATERI BLOG INI (BERUPA TULISAN DAN GAMBAR) MERUPAKAN KUTIPAN DARI BLOG, SITUS DAN SUMBER – SUMBER LAIN YANG SAYA PINJAM UNTUK MENGISI DAN MENGHIASI BLOG INI. TENTU ISI YANG SAYA KUTIP MERUPAKAN MILIK SAH YANG EMPUNYA, SAYA HANYA MEMINJAM DAN MENGUTIP SAJA. SELAIN MATERI TENTANG KELINCI BLOG INI JUGA BERISI INFO – INFO SEPUTAR KEGIATAN USAHA PONDOK KELINCI DAFFA DAN INFO PENJUALAN PRODUK PONDOK KELINCI DAFFA. SELAMAT MEMBACA !

PERHATIAN : PETERNAKAN INI MASIH DALAM TAHAP PERINTISAN

Minggu, 08 Mei 2011

BISNIS KELINCI RAMAH LINGKUNGAN RAUP OMZET 40 JUTA PER BULAN


Nuning Priyatna, pengusaha peternakan kelinci ramah lingkungan UR2. Rabbit Project Farm, mampu mengeruk omzet Rp. 40 juta per bulan dari hasil penjualan kelinci dan produk-produk olahannya. “Karena melihat omzet-nya terhitung cukup memuaskan, akhirnya saya memutuskan untuk pensiun dini dari pekerjaan saya sebelumnya”, ujar wanita yang dulunya bekerja sebagai pegawai sebuah bank swasta terkemuka ini. 

Dalam seminggu Nuning mampu menjual 75 ekor kelinci. Harga yang dipatok Nuning untuk kelinci hias anakan berumur 2 bulan berkisar Rp. 150 – 300 ribu dan kelinci pedaging berkisar Rp. 75 – 100 ribu. Selain itu Nuning juga memproduksi sendiri dan menjual pakan pellet untuk kelinci, daging olahan kelinci seperti bakso dan sosis, serta pupuk organik cair dan padat dari limbah kotoran kelinci.

Peluang usaha kelinci ramah lingkungan mulai ditekuni Nuning pada pertengahan tahun 2007. Saat itu dia memelihara kelinci hanya untuk hobi. Dia memulai dengan memelihara 4 ekor kelinci dengan kandang yang didesain seadanya dan ditempatkan tepat di samping halaman rumah. Dalam waktu singkat kelinci miliknya bertambah hingga menjadi delapan ekor.

“Kelinci-kelinci itu satu bulan sekali melahirkan. Makin lama makin banyak hingga ruang di rumah saya yang di Ciganjur menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, akhirnya saya putuskan untuk memindahkan kelinci-kelinci tersebut ke daerah Cisarua, Bogor”, jelas Nuning.

Sejak kelinci Nuning baru 8 ekor banyak yang menanyakan dan tertarik ingin membeli dari Nuning. Bahkan Nuning pernah ditantang untuk memenuhi pesanan 100 ekor kelinci per minggu. “Karena tantangan tersebut, motivasi saya jadi lebih terpacu dan mulai memandang kelinci sebagai komoditas yang bisa dimanfaatkan untuk membuka peluang usaha,” tutur Nuning.

Niat Nuning untuk serius dalam bisnis ternak kelinci ini direalisasikannya dengan terus menerus belajar, baik dari literatur-literatur atau bertanya langsung kepada peternak kelinci yang ada di sekitar daerah puncak Bogor. “Awalnya saya tidak tahu sama sekali mengenai cara beternak kelinci yang baik dan benar, tapi karena kemauan belajar dan mencari informasi akhirnya saya mendapatkan ilmu yang saya butuhkan untuk mengembangkan usaha ini,” ujar Nuning.

Untuk membangun usahanya, Nuning mendapatkan bantuan modal kerja sebesar Rp. 60 juta dari PT Rekayasa Industri melalui Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jakarta. “Modal Kerja ini saya gunakan untuk membeli indukan, kandang baru dan mesin pembuat pakan”, ujar Nuning.

Sumber : 
http://www.sinartani.com/peluangusaha/bisnis-kelinci-ramah-lingkungan-raup-omzet-40-juta-per-bulan-1270622278.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDA